Sandal Bersama

Memang sebagai orang yang lebih dewasa, kita seringkali merasa lebih jago, lebih hebat, lebih pintar, lebih berpengalaman daripada anak-anak yang berusia jauh di bawah kita. Namun, hari ini, seakan aku diberi tamparan mengenai pertemanan.

Ya, hari ini seperti biasanya, aku pergi ke masjid yang berjarak sekitar 30 meter dari rumahku untuk menunaikan ibadah sebagai salah satu umat yang berusaha taat kepada Tuhannya. Tak ada yang aneh, semua berjalan seperti biasa hingga ketika selesai ibadah aku diserobot oleh dua orang anak kecil yang lebih dahulu keluar dari pintu masjid. Salah satunya langsung bergegas mengenakan sandalnya sendiri dan berlari ke tengah lapangan, sedangkan salah satunya lagi terlihat agak santai.

"Ayo cepat", ujar anak yang mengenakan sandal. Anak yang agak santai tadi langsung berlari ke lapangan tanpa mengenakan sandal. "Mana sandalnya?", tanya si anak yang mengenakan sandal namun tidak direspon oleh temannya itu. "Yaudah", anak itu memberikan sandal sebelah kanannya kepada temannya yang tak mengenakan sandal tadi. Kini ia hanya mengenakan sandal sebelah kiri. Kedua orang anak tersebut berlari dengan satu kaki mengenakan sandal dan satu kaki tak mengenakan alas kaki.

Aku yang tak sengaja memerhatikan mereka tiba-tiba teringat akan kondisi negaraku yang rakyatnya terpecah karena perbedaan pandangan politik. Mengapa anak kecil lebih pintar dalam menangani perbedaan? Mengapa anak kecil mau mengorbankan apa yang ia miliki untuk temannya sedangkan ia sendiri menjadi tidak berkecukupan?

Aku berandai-andai tentang rakyat negeriku yang saling bertoleransi akan perbedaan. Tidak membenci sesamanya yang berbeda pandangan. Bahkan, dapat saling melengkapi demi satu tujuan. Semoga Indonesiaku akan tetap baik-baik saja. Semoga rakyat negeriku dapat menyikapi perbedaan dengan lebih dewasa ketimbang anak kecil yang katanya belum dewasa.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.